Jumat, 19 Oktober 2012

Aku ingin menjadi Aku-Mu




Aku tak lagi aku
Seperti ujung September-Mu ini,
September yang tak lagi September, begitu kering !
Aku tersadar, ruh itu telah hilang,
Menjauh bersama kebisingan dunia yang fana...

Jumat, 12 Oktober 2012

Surat Terbuka untuk Pak Kades






Hari itu adalah hari jumat diminggu ke 4 Bulan Agustus atau minggu terakhir masa liburan semester genapku. Inisiatif tulisan ini muncul ketika aku berjumpa dengan Anda pada majelis yang sama, Sholat Jumat di masjid Sabilul Falah (Selanegara). Aku masih ingat, Anda duduk persis di sebelahku. Aku mengenal Anda sebagai seorang Kepala Desa (Kades) Selanegara dan (mungkin Anda tidak mengenal aku sama sekali. Perkara Anda mengenal aku atau tidak, aku tidak peduli. Waktu itu, saat khutbah jumat berlangsung, Anda begitu khidmat memperhatikan sang imam. Buktinya, beberapa kali aku sempat mendengar bisikan-bisikan lirih dari mulut Anda saat  Anda mencoba melanjutkan hadis-hadis yang dibacakan oleh sang imam pada saat khutbah. Sayangnya sikap Anda yang begitu khidmat, tidak diikuti oleh aku yang duduk di samping Anda. Anda tahu, aku terlalu sibuk memeperhatikan Anda. Aku terlalu sibuk berimajinasi tentang apa-apa saja yang telah Anda lakukan pada desa kita. Aku terlalu sibuk memutar memori tentang keluhan-keluhan warga di desa kita, Desa Selanegara. Keluhan-keluhan tentang keadaan desa, tentang pembangunan desa, tentang model kepemimpinan Anda.  Akhirnya semua imajinasi  terhenti saat sang bilal menyerukan ikomah. Sidang jumat hari ini begitu cepat batinku. Aku, Anda, beserta  jamaah lain pun bergegas melaksanakan sholat jumat. Seusai sholat jum’at, akhirnya aku tulis intisari dari ini semua, sebuah surat terbuka untuk Anda, Pak Kades. Begini.....