Semua adalah tentang jasa-jasa, tentang kebaikan-kebaikan, tentang gebrakan-gebrakan, tentang kerja keras, tentang prestasi Anda. Itu yang membuat saya bosan, meski saya selalu berhasil membaca setiap tulisan Anda sampai akhir.
Itu dulu Pak Menteri ! Untuk saat ini, hati nurani saya harus jujur mengakui bahwa prasangka buruk saya kepada Anda benar-benar keliru ( semoga hati nurani saya kali ini benar ). Semua prasangka negatif yang saya tujukan kepada Anda selama ini membuat saya malu. Akhir-akhir ini, saya banyak membaca tulisan tentang Anda yang ditulis bukan oleh Anda. Tidak sedikit, banyak tulisan, dan semuanya mampu menghipnotis saya. Merubah penilaian saya kepada Anda.
Mengikuti jejak kiprah Anda di kancah nasional membuat saya kagum. Setelah membaca banyak tulisan tentang Anda sekarang saya benar-benar mengenal Anda sebagai sosok yang profesional dan penuh kerja keras. Anda juga sosok pejabat yang sederhana dan peduli. Saya yakin masih banyak hal positif dari diri anda yang belum banyak saya ketahui. Saya mohon maaf atas su'udzon yang pernah saya lontarkan kepada Anda.
Mengikuti jejak kiprah Anda di kancah nasional membuat saya kagum. Setelah membaca banyak tulisan tentang Anda sekarang saya benar-benar mengenal Anda sebagai sosok yang profesional dan penuh kerja keras. Anda juga sosok pejabat yang sederhana dan peduli. Saya yakin masih banyak hal positif dari diri anda yang belum banyak saya ketahui. Saya mohon maaf atas su'udzon yang pernah saya lontarkan kepada Anda.
Artikel terakhir tentang diri Anda sebelum saya menulis coretan ini juga membuat saya berkesan. Artikel tersebut menceritakan perjalanan Anda dari kantor menuju istana merdeka. Perjalanan Anda pada saat itu mungkin lebih tepat sebagai inpeksi mendadak. Sebab saat itu Anda melakukan perjalanan melalui jalur kereta api. Anda ingin mengetahui secara langsung kondisi pelayanan transportasi kereta api tanpa memberi pemberitahuan terlebih dahulu kepada pimpinan stasiun. Anda juga tidak mengharapkan penyambutan special seperti yang biasa diharapkan oleh pejabat-pejabat lain. Berikutnya, Anda pun tidak segan ketika harus makan soto di kantin stasiun. Bahkan karena kondisi kantin yang sedang ramai, Anda tidak segan meracik soto dengan tangan Anda sendiri. Kisah selanjutnya menceritakan perjalanan Anda dari stasiun menuju istana. Anda nekat naik ojek lantaran mobil pribadi yang seharusnya sudah siap menjeput tak kunjung datang. Masih banyak hal-hal menarik tentang Anda dari cerita artikel tersebut yang tidak mungkin saya ceritakan semuanya dalam catatan ini.
Kesederhanaan Anda itulah yang menginspirasi saya. Di tengah-tengah arogansi para pejabat negara, Anda muncul dengan sikap yang membuat saya bisa berharap pada bangsa ini. Anda terlalu vulgar. Ketika pejabat lain menutup tubuh mereka dengan aksesoris jabatan, Anda justru menelenjangi diri anda dengan kesederhanaan dan ketidakseganan. Saya sangat berharap, Anda bisa menularkan virus-virus kebaikan Anda kepada menteri-menteri lainnya, kepada pejabat negara lainya. Kini rasa jenuh saat membaca tulisan-tulisan Anda di http://dahlaniskan.wordpress.com sudah hilang, yang ada hanyalah kegembiraan, kagum dan bangga. Saya tunggu tulisan-tulisan Anda selanjutnya. Saya akan selalu meridukannya, seperti saya merindu pada tulisan-tulisan Lan Fang, A.S Laksana, Gus Dur, dsb.
*) Semarang, 25 Desember 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar