“Jadi, apakah kau
benar-benar ingin menulis ? Apa pun bakatmu, apa pun aktivitasmu, apa pun ‘jenismu’,
menulislah!”
sumber gambar : timur-angin.com |
Akhir-akhir
ini aku merasa senang dengan apa yang aku baca dari postingan beberapa teman di
Facebook maupun beberapa celotehan mereka di
akun Twitter. Mereka mengkapanyekan
budaya menulis kepada banyak orang. Sepakat dengan teman-temanku, aku juga
ingin memberitahukanmu bahwa menulis itu menyenangkan dan gak ribet. Untuk menulis, kau tak perlu memaksakan dirimu untuk beralih
hobi, karena menulis bukanlah suatu hobi atau bakat yang dilahirkan sejak kecil.
Menulis itu kebutuhan, apa pun bakatmu, apa pun minatmu, apa pun pekerjaanmu,
apa pun ‘jenismu’, kau perlu menulis. Kau perlu pikiran yang mampu menyampaikan
apa yang ingin kau sampaikan, lalu mewujudkannya dalam bentuk tulisan, bukan
dalam wujud ‘grundelan’ atau lamunan saja.
Jika kau searching di internet, akan ada banyak
penjelasan tentang manfaat menulis. Salah satunya, dengan menulis otakmu akan
tumbuh menjadi sehat. Kau tahu, menulis akan menjadikan pikiranmu terus
mengembangkan imajinasi atau pun gagasan. Benar adanya jika banyak penulis
mengatakan bahwa menulis merupakan bentuk kepandaian yang amat berguna bagi
setiap orang. Maka aku sarankan agar kau menulis. Jika masih saja kau ngeyel, aku yakin kelak kau akan
menyesal. Aku yakin, kelak kau akan tahu bahwa menulis itu adalah aktivitas
yang benar-benar penting sekaligus menyenangkan.
Banyak penulis
menyampaikan bahwa menulis itu mudah. Beberapa diantaranya menyampaikannya melalui
jargon yang dijadikan judul buku, misalnya : “Menulis ibarat Berbicara”, “Menulis
Nggak Perlu Bakat”, “Mengarang itu Gampang” dan masih banyak jargon-jargon
lainnya. Aku tak berani mengatakan
padamu bahwa menulis itu mudah ---meski aku sangat percaya bahwa menulis itu memang mudah---.
Aku juga tak ingin mengatakan bahwa menulis itu sulit. Kuberi tahu padamu
bahwa tak cukup dengan menulis satu atau dua kali lalu setelah itu kau
mengharapkan kemahiran datang padamu. Yang perlu kau lakukan adalah memulai, melatih
dan membiasakannya. Aku kira, menulis tak ada bedanya dengan jenis
keterampilan-keterampilan sepele lainnya semisal bermain bola bekel. Agar kau
mahir bermain bola bekel, mula-mula kau harus menguasai teknik dasarnya, lalu
membiasakannya denga terus berlatih. Dengan demikian, aku yakin kau akan
terlihat perkasa diantara teman-temanmu saat bermain bola bekel.
Pun demikian
dengan menulis. Yang perlu kau lakukan adalah memulainya, membiasakan untuk
terus menulis lalu mengembangkannya menurut apa yang kau inginkan. Mengalirlah,
menulislah sesuai dengan karaktermu menggunakan bahasa yang sederhana. Kau tak
perlu ‘melambai-lambaikan’ bahasa tulisanmu agar terlihat puitis, kecuali jika
kau memang benar-benar sedang menulis puisi ---- terkadang, seorang penyair pun cukup
menggunakan bahasa sederhana untuk menghasilkan puisi yang indah, tak perlu lebay, iya bukan ?. Aku khawatir, jika kau menggunakan bahasa yang puitis atau lebay, kau akan terjebak pada hal-hal yang sifatnya semrawut.
Setelah
membaca novel, blog, atau tulisan yang menarik dan inspiratif, terkadang sejumlah
orang ---(mungkin) termasuk juga dirimu--- akan tertarik untuk meniru penulis
yang mereka kagumi.“Saya ingin menulis seperti dia!!” teriak mereka dalam hati.
Maka mereka memulainya dengan gairah menyala dan sebentar kemudian mereka putus
asa karena merasa tidak berbakat. Ini sering terjadi karena mereka seringkali
membanding-bandingkan tulisan mereka dengan karya orang lain. Saranku,
diawal-awal percobaan, kau tak perlu menuntut dirimu untuk menghasilkan tulisan
yang keren. Kau tak perlu membanding-bandingkannya dengan karya orang lain.
Untuk terus bisa menulis, terkadang kau juga perlu acuh. Kau tak perlu
mempedulikan cibiran dari orang lain tentang tulisanmu. Kau tak perlu peduli
dengan jumlah komen, jumlah like, jumlah
pengunjung dan sebagainya. Yang perlu kau lakukan adalah memulainya, lalu
merutinkannya. Memulainya, lalu merutinkannya. Itu saja !.
Dengan tulisan ini, jangan kau kira bahwa aku sedang sok-sokan mengajarimu cara bagaimana menjadi penulis yang mahir. Aku
hanya ingin mengajakmu untuk menulis, karena menulis itu perlu. Jadi, apakah
kau benar-benar ingin menulis ? Apa pun bakatmu, apa pun aktivitasmu, apa pun ‘jenismu’,
menulislah! Mulailah dari sekarang juga. Mau sampai kapan lagi kau akan menundanya,
hah ? (*)
*) Semarang, 13 September 2013
yes.. bnar skali itu mas.. hehe.. ^^
BalasHapusyuhu,, keep writing...
HapusNULIS MAS AYO NULIS LAGI..
BalasHapusayo balap tulisan aku mas.. hahay :p