Jumat, 13 September 2013

Apa pun Jenismu, Menulislah !

“Jadi, apakah kau benar-benar ingin menulis ? Apa pun bakatmu, apa pun aktivitasmu, apa pun ‘jenismu’, menulislah!”

sumber gambar : timur-angin.com
sumber gambar : timur-angin.com
Akhir-akhir ini aku merasa senang dengan apa yang aku baca dari postingan beberapa teman di Facebook maupun beberapa celotehan mereka di akun Twitter. Mereka mengkapanyekan budaya menulis kepada banyak orang. Sepakat dengan teman-temanku, aku juga ingin memberitahukanmu bahwa menulis itu menyenangkan dan gak ribet. Untuk menulis, kau tak perlu memaksakan dirimu untuk beralih hobi, karena menulis bukanlah suatu hobi atau bakat yang dilahirkan sejak kecil. Menulis itu kebutuhan, apa pun bakatmu, apa pun minatmu, apa pun pekerjaanmu, apa pun ‘jenismu’, kau perlu menulis. Kau perlu pikiran yang mampu menyampaikan apa yang ingin kau sampaikan, lalu mewujudkannya dalam bentuk tulisan, bukan dalam wujud ‘grundelan’ atau lamunan saja.

Jika kau searching di internet, akan ada banyak penjelasan tentang manfaat menulis. Salah satunya, dengan menulis otakmu akan tumbuh menjadi sehat. Kau tahu, menulis akan menjadikan pikiranmu terus mengembangkan imajinasi atau pun gagasan. Benar adanya jika banyak penulis mengatakan bahwa menulis merupakan bentuk kepandaian yang amat berguna bagi setiap orang. Maka aku sarankan agar kau menulis. Jika masih saja kau ngeyel, aku yakin kelak kau akan menyesal. Aku yakin, kelak kau akan tahu bahwa menulis itu adalah aktivitas yang benar-benar penting sekaligus menyenangkan.
Banyak penulis menyampaikan bahwa menulis itu mudah. Beberapa diantaranya menyampaikannya melalui jargon yang dijadikan judul buku, misalnya : “Menulis ibarat Berbicara”, “Menulis Nggak Perlu Bakat”, “Mengarang itu Gampang” dan masih banyak jargon-jargon lainnya.  Aku tak berani mengatakan padamu bahwa menulis itu mudah ---meski aku sangat percaya bahwa menulis itu memang mudah---. Aku juga tak ingin mengatakan bahwa menulis itu sulit. Kuberi tahu padamu bahwa tak cukup dengan menulis satu atau dua kali lalu setelah itu kau mengharapkan kemahiran datang padamu. Yang perlu kau lakukan adalah memulai, melatih dan membiasakannya. Aku kira, menulis tak ada bedanya dengan jenis keterampilan-keterampilan sepele lainnya semisal bermain bola bekel. Agar kau mahir bermain bola bekel, mula-mula kau harus menguasai teknik dasarnya, lalu membiasakannya denga terus berlatih. Dengan demikian, aku yakin kau akan terlihat perkasa diantara teman-temanmu saat bermain bola bekel.
Pun demikian dengan menulis. Yang perlu kau lakukan adalah memulainya, membiasakan untuk terus menulis lalu mengembangkannya menurut apa yang kau inginkan. Mengalirlah, menulislah sesuai dengan karaktermu menggunakan bahasa yang sederhana. Kau tak perlu ‘melambai-lambaikan’ bahasa tulisanmu agar terlihat puitis, kecuali jika kau memang benar-benar sedang menulis puisi    ---- terkadang, seorang penyair pun cukup menggunakan bahasa sederhana untuk menghasilkan puisi yang indah, tak perlu lebay, iya bukan ?. Aku khawatir, jika kau menggunakan bahasa yang puitis atau lebay, kau akan terjebak pada hal-hal yang sifatnya semrawut.
Setelah membaca novel, blog, atau tulisan yang menarik dan inspiratif, terkadang sejumlah orang ---(mungkin) termasuk juga dirimu--- akan tertarik untuk meniru penulis yang mereka kagumi.“Saya ingin menulis seperti dia!!” teriak mereka dalam hati. Maka mereka memulainya dengan gairah menyala dan sebentar kemudian mereka putus asa karena merasa tidak berbakat. Ini sering terjadi karena mereka seringkali membanding-bandingkan tulisan mereka dengan karya orang lain. Saranku, diawal-awal percobaan, kau tak perlu menuntut dirimu untuk menghasilkan tulisan yang keren. Kau tak perlu membanding-bandingkannya dengan karya orang lain. Untuk terus bisa menulis, terkadang kau juga perlu acuh. Kau tak perlu mempedulikan cibiran dari orang lain tentang tulisanmu. Kau tak perlu peduli dengan jumlah komen, jumlah like, jumlah pengunjung dan sebagainya. Yang perlu kau lakukan adalah memulainya, lalu merutinkannya. Memulainya, lalu merutinkannya. Itu saja !.
Dengan tulisan ini, jangan kau kira bahwa aku sedang sok-sokan mengajarimu cara bagaimana menjadi penulis yang mahir. Aku hanya ingin mengajakmu untuk menulis, karena menulis itu perlu. Jadi, apakah kau benar-benar ingin menulis ? Apa pun bakatmu, apa pun aktivitasmu, apa pun ‘jenismu’, menulislah! Mulailah dari sekarang juga. Mau sampai kapan lagi kau akan menundanya, hah ? (*)


*) Semarang, 13 September 2013

3 komentar: